Mimika, 29/5 – Penumpang Merpati MZ 743
tujuan Jayapura, Sorong dan Manado, Rabu (29/5) terlantar selama dua jam
di Mimika, Papua. Penumpang terlantar karena Bandara Domine Eduard Osok
(DEO) Sorong, Papua Barat dipalang pemilik hak ulayat setempat.
Sejumlah penumpang mengeluh, karena PT Merpati terkesan tidak menjamin makan siang. Buntutnya, cari jalan ke rumah makan dan kantin yang ada di sekitar Bandara Internasional Moses Kilangin Mimika.
“Kami terpaksa makan di kantin-kantin di sekitar bandara. Padahal kita tau, harganya melangit. Saya harus keluarkan duit sebesar 120 ribu rupiah untuk makan siang,” kata Michael Korwa salah satu penumpang Jayapura-Sorong , Rabu (29/5).
Persoalannya bukan sampai disitu, saat penumpang dipanggil untuk naik ke kabin pesawat, banyak yang terlambat datang akibat mencari makan keluar bandara. Buntutnya, terjadi adu mulut antara penumpang dan petugas kabin pesawat. “Ini teman masih terlambat. Karena delay dua jam, sekalian dia pulang makan, karena selama delay tidak ada makanan dari Merpati,”ungkap salah satu penumpang yang enggan namanya dipublish yang membela temannya, Erne Bireme yang terlambat.
Erne Bireme penumpang yang terlambat itu mengakui, mencari makan keluar bandara Moses Kilangin karena di lokasi bandara makanan sangat mahal. “Saya terlambat karena pergi cari makan ke kota,” ungkap Erne Bireme.
Penumpang tujuan Sorong, baru bisa tiba di Bandara DEO padapukul 16.00 WIT dari jadwal semula pukul 14.00 WIT. Nyong Halurisa, sopir Damri yang bertugas mengangkut penumpang dari dan ke pesawat di bandara DEO Sorong mengaku, pemalangan bandara oleh pemilik ulayat selama tiga jam berpaspasan masuknya Sriwijaya Air dari Manokwari. “Saat itu boarding, masyarakat langsung palang,” ungkapnya.
Sumber : Tabloid jubi
0 comments:
Post a Comment