Kayu Balsa yang memiliki sifat lentur sehingga diburu untuk bahan
baku aeromodelling atau arsitektur ternyata mendatangkan laba yang
menarik bagi pembudidayanya. Mau mencoba?
Pernahkah Anda mengikuti kegiatan aeromodelling? Jika Anda perhatikan, peralatan terbang dalam olahraga terbang melayang itu dibuat dari bahan kayu, bukan besi atau aluminium seperti pesawat pada umumnya. Tapi bukan sembarang kayu, rangka pesawat dalam aeromodeling dibuat dari kayu balsa.
Bagi sebagian orang, nama kayu balsa mungkin masih
terdengar asing. Namun, bagi pecinta aeromodelling atau arsitektur,
tentu sudah akrab dengan jenis kayu bernama latin lagopus ochroma ini.
Sifatnya yang lentur membuat, kayu balsa cocok menjadi bahan baku
aeromodelling dan maket.
Kayu dengan nama latin lagopus
ochroma ini bersifat lentur, dan tak bisa dipaku. Sifat lenturnya itu
yang menyebabkan para perajin di bidang aeromodeling kerap menggunakan
kayu balsa.
Bahtiyar Priyanto, salah satu penggiat
aeromodeling menyebut, kayu balsa sangat mudah dibentuk hanya dengan
menggunakan kater atau pisau kecil. Struktur rangka pesawat yang
melengkung dan mengembung dapat diatasi dengan kelenturan kayu balsa.
Bukan
hanya untuk peralatan aeromodeling, kayu balsa juga banyak digunakan di
dunia arsitektur. Mereka memanfaatkannya untuk membuat maket miniatur
gedung atau properti.
Syawaluddin, salah satu pembudidaya kayu
balsa di Bandung sejak tahun 2003. Ia tertarik membudidayakan kayu
ini, lantaran potensi pasarnya cukup besar. Apalagi, masih sedikit yang
membudidayakannya. "Belum banyak petani yang mau menanam kayu balsa,
karena penggunaannya masih terbatas. Padahal saya melihat potensinya
cukup besar,” ujarnya.
Pria yang kerap disapa Syawal ini biasa
menjual lembaran kayu balsa berukuran 9 x 100 centimeter (cm). Satu
lembar dibanderol Rp 13.500 sampai Rp 25.000, tergantung ketebalan. Ada
yang hanya memiliki ketebalan 1 milimeter (mm), ada juga yang sampai 10
mm. Pembelinya kebanyakan dari kalangan reseller.
Makanya, harga
jual terbilang murah. Dalam sebulan Syawal bisa menjual lebih dari 500
lembar kayu balsa. "Omzet saya sekitar Rp 15 juta sebulan, dengan
keuntungan bersih lebih dari 70% karena budidayanya tidak butuh biaya
besar," paparnya.
Pembudidaya lainnya, Vera bilang, rata-rata
pelanggannya berasal dari para penggiat aeromodeling. Ia menjual kayu
balsa dengan dimensi 10 x 90 cm. Sama seperti Syawal, ia juga
menyediakan kayu balsa dengan ketebalan mulai dari 1-10 mm. "Rentang
harganya Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per lembar," tutur Vera. Ia enggan
membeberkan omzet bulanannya.
Sementara, Bahtiyar yang juga
menjadi reseller kayu balsa mengaku, bisa meraup omzet Rp 5 juta-Rp 10
juta dalam sebulan. Ia bisa mengantongi keuntungan bersih hingga 75%.
Karena itu, potensi bisnis kayu ini cukup besar
Saat ini, sebagian pengguna mengimpor kayu balsa dari Singapura dan Amerika. "Rata-rata kayu balsa dari negara tersebut, kualitasnya lebih bagus dan lebih kuat, ujar Bachtiar.
Saat ini, sebagian pengguna mengimpor kayu balsa dari Singapura dan Amerika. "Rata-rata kayu balsa dari negara tersebut, kualitasnya lebih bagus dan lebih kuat, ujar Bachtiar.
Mudah dan Murah
Budidaya kayu balsa tergolong mudah dan tidak butuh biaya besar. Syawaluddin, pembudidaya kayu balsa di Bandung bilang, kayu balsa bisa dikembangkan dari biji yang sudah tua dan berkualitas baik.
Budidaya kayu balsa tergolong mudah dan tidak butuh biaya besar. Syawaluddin, pembudidaya kayu balsa di Bandung bilang, kayu balsa bisa dikembangkan dari biji yang sudah tua dan berkualitas baik.
Untuk
mendapatkan biji berkualitas baik, biji balsa direndam semalaman dengan
air panas. "Keesokannya kita lihat mana yang mengapung, itu dibuang.
Yang ditanam yang tenggelam, berarti berisi," ujar Syawaluddin.
Untuk
media tanamnya, pilih tanah hitam dan jangan menggunakan tanah merah.
Kemudian tanah hitam itu dicampur akar pakis dan ditaruh di polybag.
Setelah
media tanam siap, biji bisa langsung ditanam. Menurut Syawal, setiap
satu polybag sebaiknya ditanam dua biji. Hal ini untuk mengantisipasi
jika salah satu biji gagal tumbuh. Jika keduanya tumbuh, tinggal
dipindahkan salah satunya ke polybag lainnya.
Dalam waktu dua
hingga tiga minggu, biji biasanya sudah mulai mengeluarkan tunas
berdaun dua dengan ketinggian sekitar 1,5 centimeter (cm) hingga 2 cm.
Selama di dalam polybag, tanah harus disiram setiap hari menggunakan
alat penyemprotan. "Cukup sekali sehari disiram, yang penting tanahnya
harus tetap lembab," ujar Syawal.
Untuk menjaga kelembapan
tanah, polybag tidak boleh terkena cahaya matahari langsung. Namun,
polybag juga tidak boleh terkena hujan langsung karena bisa membanjiri
tanah.
Soalnya, bila terlalu banyak air juga dapat merusak
pertumbuhan bibit balsa. Setelah ketinggiannya mencapai 10 cm - 15 cm,
bibit tersebut sudah bisa dipindahkan ke lahan perkebunan untuk ditanam.
Menurut Syawaluddin, pohon kayu balsa tergolong unik. "Pohon ini akan
tumbuh tinggi dulu, barulah batangnya membesar," ungkapnya.
Karena
sifat pertumbuhan itulah, ia menyarankan, saat berumur tiga bulan atau
tinggi telah mencapai 1 meter, setiap pohon kayu balsa harus disanggah
tiga batang bambu dengan mengikatkannya.
Bila tidak disanggah,
pohon rentan patah karena tiupan angin. Pembudidaya lainnya, Vera
mengatakan, masa tanam kayu balsa harus saat musim penghujan, sehingga
tingkat kelembapan tanah akan terjaga. Menurut Vera, saat dipindahkan ke
kebun, pohon kayu balsa tidak memerlukan tanah dengan spesifikasi
khusus atau pemberian pupuk yang rutin.
Setelah memasuki usia tanam tiga hingga lima tahun, kayu balsa sudah siap panen. Saat itu, diameter kayu sudah mencapai 60 cm dengan tinggi 2 meter.
Setelah memasuki usia tanam tiga hingga lima tahun, kayu balsa sudah siap panen. Saat itu, diameter kayu sudah mencapai 60 cm dengan tinggi 2 meter.
Bahtiyar
Priyanto, seorang penggiat aeromodelling menambahkan, lembaran kayu
balsa yang siap jual harus mendapat perlakuan khusus. Menurutnya, kayu
tersebut tidak boleh bersentuhan langsung dengan lantai maupun dinding.
Pasalnya,
lantai dan dinding yang bersifat dingin menyebabkan kayu balsa
melengkung dengan sendirinya. Ruang penyimpanan kayu juga harus
dijauhkan dari air conditioner (AC). Ktn
Membuat Pesawat Model Kayu Balsa
Pecinta aeromodeling pasti mengenal kayu balsa sebagai bahan untuk membuat pesawat model. Kayu balsa (Acroma Bicalor) mempunyai berat jenis 0,29 kg, lentur, dan tidak gampang lapuk, yang menjadikannya cocok sebagai bahan pesawat model.
Membuat Pesawat Model Kayu Balsa
Pecinta aeromodeling pasti mengenal kayu balsa sebagai bahan untuk membuat pesawat model. Kayu balsa (Acroma Bicalor) mempunyai berat jenis 0,29 kg, lentur, dan tidak gampang lapuk, yang menjadikannya cocok sebagai bahan pesawat model.
Sebetulnya banyak jenis kayu yang dapat
pula dipakai sebagai bahan pesawat aero model, seperti kayu agatis,
sengon, dan randu. Namun, kayu balsa tetap menjadi pilihan terbaik
sampai sekarang, lantaran ringan dan lentur. Karena sifatnya itu, kayu
balsa pun bisa digunakan untuk keperluan lain, misalnya, dibuat
pelampung kapal, rakit, perahu, kerajinan tangan, atau bahan bangunan,
seperti usuk, reng, dan maket bangunan.
Pohon kayu balsa yang
berasal dari Costarica, Amerika Latin, masuk ke Indonesia sekitar abad
ke 18. Sekarang ini, pohonnya dapat dijumpai di berbagai tempat di Tanah
Air, antara lain di Jember, Ciamis, Tasikmalaya, Cilacap, Bogor, Bali,
Gorontalo, Palu, Papua, dan Kalimantan Tengah.
"Kayu balsa
masuk ke Jawa Barat, khususnya ke Tasikmalaya dan Ciamis, tahun 1928-an.
Pihak perhutanan Belanda menanamnya secara teratur di berbagai tempat,"
papar Jony, seorang penanam kayu balsa di kawasan Tasikmalaya dan
Ciamis, di rumahnya di Tasikmalaya, Januari lalu.
Tahun 1946,
lanjut Jony, beberapa bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Belanda
menyerahkan berbagai hutan luas yang terdiri dari bermacam-macam
tanaman, termasuk hutan kayu balsa kepada Indonesia. "Karena mungkin
dianggap tidak produktif dan belum tahu manfaatnya, tidak seperti hutan
jati, mahoni, sengon, dan agatis. Tahun 1971-an hutan kayu balsa
dimusnahkan. Barulah pada beberapa tahun lalu, mulai ada orang yang
menanam kayu balsa. Itupun setelah ada permintaan dari masyarakat,
antara lain untuk bahan pesawat aero model," ujarnya.
Tumpang Sari
Sampai sekarang, belum ada perkebunan atau hutan khusus berupa hamparan tumbuhan kayu balsa yang teratur. Tumbuhnya, umumnya, tumpang sari atau bercampur dengan tanaman lain.
"Menanam pohon kayu balsa itu dengan bijinya. Biji yang akan ditanam itu dimasukkan ke dalam air panas, lalu dibiarkan selama dua hari atau sampai kulit luarnya terlepas, " Jony menerangkan cara bercocok tanam kayu balsa.
Sampai sekarang, belum ada perkebunan atau hutan khusus berupa hamparan tumbuhan kayu balsa yang teratur. Tumbuhnya, umumnya, tumpang sari atau bercampur dengan tanaman lain.
"Menanam pohon kayu balsa itu dengan bijinya. Biji yang akan ditanam itu dimasukkan ke dalam air panas, lalu dibiarkan selama dua hari atau sampai kulit luarnya terlepas, " Jony menerangkan cara bercocok tanam kayu balsa.
Untuk
memperoleh batang yang bagus, yaitu kayu empuk dan ringan, katanya,
sebaiknya menanam biji kayu balsa di daerah lembab atau dekat air.
Sebaliknya, jika ditanam di tanah yang keras dan kering, kayu pun akan
keras sehingga kurang baik untuk aero model plane. Cara penanaman yang
baik dengan jarak 4-5 meter antara pohon satu dengan pohon lainnya. Kayu
yang pas akan didapat setelah pohon berusia 4-5 tahun.
Biasanya,
batang pohon kayu balsa dipotong dengan ukuran 110 cm, dan setelah
diolah menjadi lembaran siap dipakai, rata-rata panjangnya 91 cm.
Sementara tebalnya bervariasi, mulai dari 1 mm sampai 10 mm.
Demikian
lebarnya, ada yang 2,5 cm, 5 cm, 7,5 cm, dan 10 cm. "Dari satu kubik
batang kayu balsa, setelah dipotong-potong dan diolah, bahan yang ideal
untuk pesawat model hanya sekitar sepertiga bagiannya atau 30
persennya," ujat Ir. Tj. Imin Setiawan, perajin kayu balsa, di pabriknya
di Tasikmalaya.
Menurut Imin, beberapa pecinta aero model
plane masih membeli kayu balsa dari luar negeri, seperti dari Singapura,
Jepang, dan Amerika. Alasannya, kualitasnya lebih baik, seperti lebih
presisi.
Menurut F.A. Boji Subari AS, aeromodeler dari Diklat
Penerbangan Yayasan "Tutuko", Surakarta, pada pesawat model jenis
control line (U Control) khususnya untuk F2 B (aerobatic) dan F2 C (team
race), yang terbuat dari kayu balsa biasanya bagian badan, sayap, dan
ekor, sedangkan F2 D (combat) hanya pada badan dan ekor atau stabilo.
Sementara itu, hampir seluruh bagian helikopter model tidak ada yang
dibikin dari kayu balsa.ins
Sumber : Surabaya Post
Sumber : Surabaya Post
6 comments:
artikel menarik bos, ijin numpang promosi kami juga produsen balsa di jawa timur. Harga pabrik kualitas ekspor. Terima kasih
http://www.sibalsa.com
Izin share ya. kalau butuh produk balsa bisa lihat-lihat di http://sibalsa.com/index.php/en/ atau di Facebook Page https://www.facebook.com/Sibalsa. Terimakasih.
apa nama lokal kayu balsa di kalimantan,terimakasih
Kalau di Sunda Kayu Balsa Itu apa Ya Nama Nya
bagi yang membutuhkan biji pohon balsa bisa WA saya di 082359389343
Iya ya..kalau dikalimantan tengah apa ya namanya
Post a Comment