Laporan awal Komisi Nasional Keselamatan Transportasi
(KNKT) terhadap peristiwa pendaratan Lion Air di laut dekat Bandara
Ngurah Rai, 13 April lalu, merekomendasikan pengkajian terkait pelatihan
pilot Lion Air.
Salah satu rekomendasi keselamatan adalah agar PT Lion Mentari Airlines mengkaji kebijakan dan prosedur risiko mengenai perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting.
Demikian disebutkan dalam laporan awal KNKT yang diterima di Jakarta, Kamis (16/5).
Salah satu rekomendasi keselamatan adalah agar PT Lion Mentari Airlines mengkaji kebijakan dan prosedur risiko mengenai perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam ketinggian atau waktu genting.
Demikian disebutkan dalam laporan awal KNKT yang diterima di Jakarta, Kamis (16/5).
Selain
itu, rekomendasi lainnya adalah agar PT Lion Mentari Airlines
memastikan bahwa para pilot benar-benar dilatih secara memadai selama
program pelatihan awal dan berkelanjutan atau terus-menerus sehubungan
dengan perubahan kontrol atau penguasaan penerbangan saat di dalam
ketinggian atau waktu genting.
KNKT juga merekomendasikan agar PT Lion Air menekankan pilot akan pentingnya mematuhi dengan prosedur pendekatan peralatan yang telah diterbitkan tentang ketinggian minimal ketika rujukan visual tidak dapat dilakukan pada ketinggian minimal tersebut. KNKT dalam penemuan awalnya terkait dengan kecelakaan penerbangan tersebut juga menyebutkan kondisi pesawat laik terbang dan semua kru memiliki sertifikat medis dan izin yang valid.
Sementara itu, pakar dokter penerbangan, Wawan Mulyawan dalam keterangan tertulisnya mengatakan, beberapa hal yang kemungkinan dapat memperbaiki kondisi "human factor" di Lion Air adalah mengoptimalkan pelatihan keadaan kritis dengan penggunaan simulator.
"Dengan membeli ratusan pesawat dari Boeing, tentunya optimalisasi simulator pesawat sangat penting artinya bagi Lion," kata Wawan.
Menurut dia, Lion Air juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dr Saryanto milik TNI AU di Jakarta, untuk pelatihan berbagai optimalisasi kondisi fisik dan fisiologi penerbangan para kru Lion Air.
Lion Air, lanjutnya, juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Penerbangan yang saat ini telah beroperasi di daerah Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Ia mengemukakan hal tersebut dalam rangka pemgoptimalisasian kondisi psikologis kru pesawat seperti pemeliharan motivasi kerja serta pengurangan stress dalam tugas penerbangan.
KNKT juga merekomendasikan agar PT Lion Air menekankan pilot akan pentingnya mematuhi dengan prosedur pendekatan peralatan yang telah diterbitkan tentang ketinggian minimal ketika rujukan visual tidak dapat dilakukan pada ketinggian minimal tersebut. KNKT dalam penemuan awalnya terkait dengan kecelakaan penerbangan tersebut juga menyebutkan kondisi pesawat laik terbang dan semua kru memiliki sertifikat medis dan izin yang valid.
Sementara itu, pakar dokter penerbangan, Wawan Mulyawan dalam keterangan tertulisnya mengatakan, beberapa hal yang kemungkinan dapat memperbaiki kondisi "human factor" di Lion Air adalah mengoptimalkan pelatihan keadaan kritis dengan penggunaan simulator.
"Dengan membeli ratusan pesawat dari Boeing, tentunya optimalisasi simulator pesawat sangat penting artinya bagi Lion," kata Wawan.
Menurut dia, Lion Air juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Dr Saryanto milik TNI AU di Jakarta, untuk pelatihan berbagai optimalisasi kondisi fisik dan fisiologi penerbangan para kru Lion Air.
Lion Air, lanjutnya, juga dapat bekerja sama dengan Lembaga Psikologi Penerbangan yang saat ini telah beroperasi di daerah Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Ia mengemukakan hal tersebut dalam rangka pemgoptimalisasian kondisi psikologis kru pesawat seperti pemeliharan motivasi kerja serta pengurangan stress dalam tugas penerbangan.
0 comments:
Post a Comment